Senin, 03 Oktober 2011

MODEL PEMBELAJARAN TIPE STAD

TUGAS MATA KULIAH
BELAJAR PEMBELAJARAN



KELOMPOK 6
NI NYOMAN PUSPARINI                         1014031059
NI KOMANG ARY ASTUTI                     1014031047
LUH PUTU DIANRI MARWANTINI      1014031046
AJI KURNIAWAN                                      0914031068



JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2011

BAB III
PEMBAHASAN


3.1     PENGERTIAN STAD
Metode STAD (Student Teams Achievement Divisions) dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawan dari Universitas John Hopkins. Metode ini dipandang sebagai yang paling sederhana dan paling langsung dari pendekatan pembelajaran kooperatif. Para siswa dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap kelompok memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuannya (tinggi, sedang, rendah) atau pertasinya didalam kelas. Tiap kelompok menggunakan kelompok lembar kerja akademik, dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab/diskusi antar sesama anggota kelompok. Setiap minggu diadakan evaluasi oleh guru untuk mengetahui penguasaan terhadap materi yang dipelajari.
STAD merupakan suatu bentuk pembelajaran kooperatif yang sederhana sehingga sangat baik digunakan untuk para guru yang memulai pengajaran dengan pendekatan pembelajaran kooperatif yaitu pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama memaksimalkan kondisi belajar guna mencapai tujuan belajar. Metode STAD menempatkan siswa dalam kelompok belajar beranggotakan       4 atau 5 orang secara heterogen yang merupakan campuran menurut tingkat kinerja (prestasi) siswa didalam kelas, jenis kelamin, culture, ras, suku dan agama. Metode STAD terdiri dari lima komponen utama yaitu presentasi kelas, kelompok, tes/kuis individual, skor perbaikan (perkembangan) individu dan penghargaan kelompok.
Komunikasi edukatif akan terjalin antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa dalam suatu diskusi kelas. Untuk mengetahui tingkat pemahaman materi tersebut, siswa diberi tes/kuis, didalam pengerjaan tes/kuis siswa disarankan untuk berkerja secara individu atau mengerjaan soal tes/kuis dengan sendirinya tanpa bantuan dari pihak lain. Skor perbaikan siswa didasarkan pada seberapa besar skor kuis siswa melampaui skor dasar mereka sebelumnya. Kemudian tiap skor perkembangan siswa dalam satu kelompok dijumlahkan. Bagi kelompok yang memperoleh skor tinggi akan mendapatkan penghargaan kelompok. Penghargaan dibagi manjadi tiga golongan, yaitu penghargaan dengan sebutan tim istemewa, hebat dan baik. Diharapkan dengan penghargaan tersebut siswa dapat termotivasi untuk belajar dengan giat yang pada akhirnya akan menghasilkan pembelajaran yang berkualitas dan optimal.
Alasan menggunakan metode STAD adalah bahwa dengan adanya diskusi kelompok akan tercipta interaksi edukatif, memberikan pengajaran berargumentasi yang baik dan benar kepada siswa agar mampu berbicara didepan kelas. Untuk melaksanakan berbagai teknik berbicara dalam kegiatan pembelajaran, perlu diikuti dengan cara merancang proses pembelajaran yang manarik minat siswa. Aktivitas pembelajaran berbicara dapat dilaksanakan melalui dua tahapan, yakni aktivitas pra-komunikasi dan aktivitas komunikasi.
·         Aktivitas pra-komunikasi adalah aktivitas yang belum dapat dianggap komunikasi yang sebenarnya, karena belum ada unsur yang dapat diperlukan agar suatu komunikasi itu disebut wajar dan alamiah.
·         Aktivitas komunikas adalah tahap dimana guru mulai mengurangi penguasaannya dalam kelas dan memberi kesempatan kepada pelajar untuk banyak berbicara pada guru.

Keefektifan bentuk model pembelajaran tipe STAD bergantung pada kemampuan guru dalam menggunakan teknik pembelajaran berbicara. Untuk itu, teknik-teknik pembelajaran berbicara dapat digunakan secara bervariasi. Hal tersebut dimaksudkan untuk menghilangkan kejenuhan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
Model pembelajaran tipe STAD yang memudahkan guru didalam pengelompokkan siswa yang heterogen dapat meningkatkan peran serta dan keaktifan siswa karena masing-masing tim termotivasi untuk mendapatkan penghargaan yang akan diberikan oleh guru kepada masing-masing kelompok. Unsur yang paling penting dari model STAD ini adalah bagaimana memotivasi siswa dalam kelompok agar mereka dapat saling membantu dalam memahami materi pembelajaran. Selain itu, model ini mengajak siswa untuk bekerja sama dalam menyusun pengetahuan dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan bersama temannya.
Model pembelajaran tipe STAD memiliki konsep kerja yang memudahkan bagi guru yang baru mengenal tipe pembelajaran kooperatif. Dengan konsep kerja yang sederhana seperti memudahkan guru didalam memberikan materi ajar kepada siswa dengan penerapan yang sederhana, adanya kelompok kecil yang heterogen dilihat dari perbedaan jenis kelamin, prestasi individu didalam kelas, ras, suku, bahkan agama juga membantu memberikan pelajaran tersendiri bagi para siswa untuk menghormati suatu perbedaan. Model pembelajaran ini juga menuntut para siswa untuk mandiri dan aktif kerja dengan kelompoknya untuk membahas materi yang diberikan oleh guru baik secara kelompok maupun individu.
Model pembelajaran tipe STAD memiliki dua aspek penialain yaitu penilain dari segi keatifan kelompok dan individu. Inti dari model STAD antara lain guru menyampaikan suatu materi, kemudian para siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri atas empat sampai lima orang untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan oleh guru. Setelah selesai mereka menyerahkan pekerjaannya secara tunggal untuk setiap kelompok kepada guru.
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:
a.       Para siswa di dalam kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing terdiri atas 4 atau 5 anggota kelompok. Tiap kelompok mempunyai anggota yang heterogen, baik jenis kelamin, ras, etnik, maupun kemampuannya (prestasinya).
b.      Guru menyampaikan materi pelajaran
c.      Guru memberikan tugas kepada kelompok dengan menggunakan lembar kerja akademik, dan kemudian di dalam kelompok saling membantu untuk menguasai materi pelajaraan yang telah diberikan melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota kelompok.
d.  Guru memberikan pertanyaan atau kuis kepada seluruh siswa. Pada saat menjawab pertanyaan atau kuis dari guru, siswa tidak boleh saling membantu.
e.   Setiap akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap bahan akademik yang telah dipelajari.

Tiap siswa dan tiap kelompok diberi skor atas penguasaannya terhadap materi pelajaran, dan kepada siswa secara individual atau kelompok yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan.
Untuk memudahkan penerapannya, guru perlu membaca tugas-tugas yang harus dikerjakan tim, antara lain:
a.       Meminta anggota tim bekerja sama mengatur meja dan kursi, serta memberikan siswa kesempatan sekitar 10 menit untuk memilih nama tim mereka atau ditentukan menurut kesesuaian.
b.      Membagikan lembar kerja siswa (LKS).
c.       Menganjurkan kepada siswa pada tiap-tiap tim bekerja berpasangan (dua atau tiga pasangan dalam satu kelompok).
d.       Memberikan penekanan kepada siswa bahwa LKS itu untuk belajar, bukan untuk sekedar diisi dan dikumpulkan. Karena itu penting bagi siswa diberi lembar kunci jawaban LKS untuk mengecek pekerjaan mereka pada saat mereka belajar.
e.       Memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling menjelaskan jawaban mereka, tidak hanya mencocokkan jawaban mereka dengan lembar kunci jawaban tersebut.

Apabila siswa memiliki pertanyaan, mintalah mereka mengajukan pertanyaan itu kepada teman atau satu timnya sebelum menanyakan kepada guru. STAD, juga mengacu kepada belajar kelompok murid , menyajikan informasi akademik baru kepada murid setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Guru membagi murid menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari     4-5 orang dan terdiri laki-laki dan perempuan yang berasal dari berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, rendah. Penerapan pembelajaran tipe STAD menempatkan murid dalam tim belajar beranggotakan 4-5 orang secara heterogen yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian murid bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh murid dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu. Tipe pembelajaran inilah yang akan diterapkan dalam pembelajaran 

3.2     Langkah-langkah dan Penerapan Model Pembelajaran Tipe STAD
            Setiap model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) membantu guru dengan lebih baik dan efekif didalam mengajarkan dan menyampaikan materi kepada seluruh siswa dengan adanya kelompok. Dewasa ini para para guru sering menganggap siswa hanya sebagai objek bukan subjek, sehingga dalam proses pembelajaran guru hanya mentransfer pengetahuan, akibatnya yang terjadi hanya learning teaching process. Pada learning teaching process guru mendominasi proses pembelajaran. Hal ini menyebabkan potensi siswa tidak dapat diolah secara maksimal dan menghambat perkembangan potensial individual siswa.
            Perlunya pengembangan pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) didalam mengajar juga berpengaruh pada perkembangan kemajuan siswa. Demikiannya juga dengan model pembelajaran tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) didalam pelaksanaannya menuntut para guru untuk memberikan suatu proses pembelajaran yang dapat membuat siswa saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individual, dan keterampilan untuk menjalani hubungan antara pribadi atau kepribadian sosial yang secara sengaja diajarkan.
Langkah-langkah dan penerapan model pembelajaran tipe STAD yang sederhana didalam pelaksanaannya memudahkan para guru dalam proses belajar dan pembelajaran. menurut Slavin (1995:71) pelaksanaan komponen model STAD yaitu dimulai dengan presentasi kelas, kegiatan kelompok, pemberian kuis atau tes, dan penghargaan kelompok.
a.       Presentasi kelas
Materi yang akan dipelajari dalam STAD perlu dipresentasikan atau diperkenalkan kepada siswa pada tahap awal sebagai pengantar pembelajaran di depan kelas. Presentasi kelas dapat dilakukan oleh guru secara langsung dan dapat pula secara tidak langsung. Dalam komponen ini hal-hal yang perlu dilakukan adalah pendahuluan, pengembangan, dan petunjuk pelaksanaan pembelajaran. Sehingga para siswa memiliki gambaran dan konsep mengenai materi yang akan dibahas didalam kelompok mereka.
Penyampaian presentasi dapat dilakukan oleh guru dengan teknik presentasi, seperti  :
1.      Buat suasana yang santai dan rileks untuk para siswa, misalnya dengan guyonan yang relevan, atau ambil perhatian mereka dengan bahasa tubuh atau peristiwa yang dramatik. Pada tahap ini diharapkan para guru dapat lebih akrab dengan para siswanya.
2.      Gunakan kata ganti "personal" (misalnya kita) dalam memberikan presentasi.
3.      Lakukan kontak mata dengan pendengar.
4.      Presentasikan materi yang akan dibahas dengan menggunakan suara yang ramah/akrab, tapi beri variasi sebagai penekanan pada beberapa kata.
5.      Berilah pertanyaan-pertanyaan kepada para siswa untuk melibatkannya didalam pembelajaran.
6.      Ambil kesimpulan sesuai dengan pemikiran/argumentasi yang sudah dipresentasikan.
7.      Sisakan waktu untuk pertanyaan, dan mintalah masukkan pada :
isi presentasi (ide-ide berhubungan yang mungkin belum disentuh)
kesimpulan
cara presentasi

Pada proses presetasi ini dapat dilakukan oleh guru dengan waktu sekitar 10-15 menit.

b.      Kegiatan kelompok
Kegiatan kelompok merupakan inti pembelajaran dari belajar kooperatif model STAD. Kegiatan kelompok dilakukan setelah guru mempresentasikan pelajaran. Berdasarkan materi pelajaran yang telah dipresentasikan, guru membagikan tugas yang akan dipelajari dan dikerjakan oleh siswa. Materi pembelajaran harus dikuasai oleh setiap anggota kelompok. Pada saat pembagian kelompok guru harus memperhatikan agar suasana kelas tidak terlalu mengganggu aktifitas lain dan memperhatikan pembagian kelompok agar tetap heterogen. Menurut Arifin (1991: 33) sebelum menyajikan guru harus mempersiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban yang akan dipelajari murid dalam kelompok-kelompok kooperatif, kemudian menetapkan murid dalam kelompok heterogen dengan jumlah maksimal 4 - 6 orang, aturan heterogenitas dapat berdasarkan pada :
1)      Kemampuan akademik (pandai, sedang dan rendah) yang didapat dari hasil akademik (skor awal) sebelumnya. Perlu diingat pembagian itu harus diseimbangkan sehingga setiap kelompok terdiri dari murid dengan murid dengan tingkat prestasi seimbang.
2)      Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan bawaan/sifat (pendiam dan aktif), dan lain-lain.

Menurut Arifin (1991: 33) didalam kegiatan kelompok guru membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari murid. Isi dari LKS selain materi pelajaran juga digunakan untuk melatih kooperatif. Guru memberi bantuan dengan memperjelas perintah, mengulang konsep dan menjawab pertanyaan.
Pada kegiatan kelompok guru dapat melakukan tindakan sebagai berikut:
-        mempersilahkan siswa untuk berkumpul menurut kelompoknya
-        seluruh kelompok menyeleasikan tugas-tugas yang ada pada LKS atau tugas yang dibuat oleh guru sampai tuntas untuk mencakup materi tertentu sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan.
-        Masing-masing kelompok berdiskusi dan saling bertukar pendapat untuk memformulasikan jawaban.
-        Salah seorang anggota kelompok bertugas untuk menuliskan atau menjawab jawaban yang telah disepakati bersama dengan kelompoknya.
-        Guru dapat mengumpulkan laporan dari tiap-tiap kelompok.

Apabila ada anggota didalam kelompok yang mengalami kesulitan memahami tugas yang diberikan guru, anggota tersebut harus dibantu oleh teman dalam kelompok. Pada kegiatan kelompok perlu ditekankan anggota tim haruslah menjadi yang terbaik untuk menolong teman lain yang mengalami kesulitan. Antar anggota tim perlu saling mendukung untuk mencapai performansi akademik sebagai faktor yang penting dalam belajar.

c.       Pemberian kuis atau tes
Tes merupakan suatau alat yang digunakan untuk mengetahui data suatu individu.Tes atau kuis dilaksanakan setelah belajar dalam kelompok dan penyajian kelas yang akan dikerjakan oleh siswa secara individu. Peranan tes prestasi belajar paling signifikan adalah pada program pengajaran di sekolah. Jadi tes prestasi menjadi bagian integral PBM dan berpengaruh langsung rehadap perkembangan belajar siswa. Dalam hal ini, baik tes prestasi belajar buatan guru maupun standar, keduanya mengukur prestasi siswa di kelas. Tes pada kegiatan ini diberikan kepada siswa setelah selesai mengerjakan soal LKS atau soal yang dibuat oleh guru sebelumnya dengan alokasi waktu 10 menit. Pada proses ini siswa dikembalikan ke tempatnya semula sehingga mereka ditekankan untuk menjawab tes tersebut dengan usahanya sendiri.
Tes berguna untuk memotivasi siswa agar berusaha bertanggung jawab secara individual dan untuk mengukur kemampuan berargumentasi, di samping sebagai dasar untuk menentukan selisih skor kuis (skor dasar) dengan skor kuis terdahulu. Selain itu keberhasilan mereka nantinya akan dapat memberi sumbangan yang sangat berharga bagi kesuksesan kelompok.

d.      Penghargaan kelompok
Penghargaan kelompok diberikan pada kelompok yang memperoleh skor berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Skor kelompok tergantung pada sumbangan skor peningkatan individu dari anggota kelompoknya. Skor kelompok diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh skor peningkatan individu siswa dalam satu kelompok, dibagi dengan jumlah anggota kelompok. Kelompok yang memperoleh skor berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan berhak memperoleh penghargaan. Menurut Arifin (1991: 33) penghargaan kelompok dari hasil nilai perkembangan, maka penghargaan pada prestasi kelompok diberikan dalam tingkatan penghargaan seperti kelompok baik, hebat dan super.
  
Dari pelaksanaan model pembelajaran STAD diharapkan bagi para pengajar atau guru dapat memperhatikan hal-hal penting didalam pelaksanaanya seperti :
1.      Mempersiapkan materi ajar dan lembar observasi model pembelajaran tipe STAD. Tindakan ini dilakukan agar pengajar atau guru mengetahui apa yang harus mereka lakukan untuk model pembelajaran tipe STAD ini. Berikut adalah contoh dari label observasi model pembelajaran tipe STAD.

LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN PEMBELAJARAN
KOOPERATIF DENGAN TIPE STAD

                                    KELOMPOK              : ......................................
                                    MATERI                     : ....................................

PERNYATAAN
A
B
C
D
a. kerjasama dalam kelompok




b. memberikan saran, gagasan




c. mengajukan pertanyaan




d. memperhatikan pertanyaan teman




e. memberikan tanggapan terhadap jawaban teman




f. tidak memonopoli pertanyaan




g. tidak memaksakan pendapat




h. kemampuan memahami materi




i. partispasi dalam kelompok




j. kemampuan menjelaskan kepada teman




k. kemampuan menarik kesimpulan





Keterangan :
            A = 75 – 100
            B = 65 – 74
            C = 45 – 64
            D = 0 – 44

1.      Pembentukan kelompok yang heterogen terdiri dari segi prestasi individu didalam kelas, jenis kelamin, ras, suku, dan agama.
2.      Kelompok kecil terdiri dari 4-5 orang
3.      Pemberian tes dilakukan setelah 1-2 presentasi dan 1-2 periode kerja kelompok.

Karena STAD merupakan salah satu pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) pelaksanaannya didalam kelompok merupakan salah satu gambaran dari model pembelajaran tersebut, sehingga para pengajar atau guru yang melakukan model pembelajaran ini diharapkan dapat melakukan pelaksanaannya dengan optimal.
Pelaksanaan evaluasi model pembelajaran STAD ini dilakukan oleh guru dengan mengoreksi laporan pembelajaran, memberi komentar, menilai, dan dikembalikan pada pertemuan berikutnya dan didiskusikan. Demikiannya juga dengan hasil tes/kuis setelah dikoreksi dibuatlah daftar kemajuan yang dialami oleh siswa dalam tes/kuis tersebut.
Selain komponen diatas, media juga sangat mendukung proses pembelajaran dengan baik dan siswa juga dapat lebih mudah memahami metode pembelajaran STAD tersebut yaitu:
v  Media Pembelajaran
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan. Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media. Bentuk-bentuk stimulus bisa dipergunakan sebagai media diantaranya adalah hubungan atau interaksi manusia; realita; gambar bergerak atau tidak; tulisan dan suara yang direkam. Kelima bentuk stimulus ini akan membantu pembelajar untuk memahami apa yang disampaaikan guru. Namun demikian masalah yang timbul tidak semudah yang dibayangkan. Pengajar adalah orang yang mempunyai kemampuan untuk merealisasikan kelima bentuk stimulus tersebut dalam bentuk pembelajaran.
Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Media pembelajaran harus meningkatkan motivasi pembelajar. Penggunaan media mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada pembelajar. Selain itu media juga harus merangsang pembelajar mengingat apa yang sudah dipelajari selain memberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akan mengaktifkan pembelajar dalam memberikan tanggapan, umpan balik dan juga mendorong siswa untuk melakukan praktek-praktek dengan benar.

            Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada akhirnya proses pembelajaran STAD ini dapat berlangsung dengan optimal juga berdasarkan dari karakter seorang pengajar didalam menyampaikan materi ajar kepada anak didik atau siswa, dengan memperhatikan konsep dan teknik dari presentasi kelas diharapkan juga terjadi hubungan yang akrab antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Pada penguasaan materi nantinya seluruh siswa tidak menghafal melainkan mengerti mengenai materi yang diajarkan, sehingga pada pengujian nantinya seluruh siswa diharapkan mampu bertanggung jawab atas materi yang telah mereka pelajari. Model pembelajaran STAD ini juga memiliki sifat yang dapat mempengaruhi siswa baik di kelas, di sekolah dan pada akhirnya di lingkunagan bermasyarakat didalam pelaksanaannya, seperti :
1.      Siswa diajarkan untuk mandiri didalam secara individu maupun kelompok.
2.      Siswa diajarkan untuk bertanggung jawab dengan pengetahuaannya.
3.      Siswa diajarkan untuk berani beragumen.
4.      Siswa diajarkan untuk menghormati perbedaan diantara mereka.
5.      Siswa dapat berinteraksi dengan teman sekelasnya dengan lebih terbuka.
6.      Siswa dapat belajar menerima pendapat orang lain.
1.3         Karakteristik Model Pembelajaran Tipe STAD
Model pembelajaran tipe STAD merupakan salah datu model pembelajaran kooperatif yang dapat meningkatkan kemampuan siswa didalam belajar, dengan mengutamakan adanya kelompok-kelompok.
Menurut Johnson & Johnson, prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
-        Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
-        Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.
-        Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya.
-        Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
-        Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
-        Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Adapun karakteristik model pembelajaran kooperatif adalah :
-        siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
-        Kelompok dibentuk dari beberapa siswa yang memiliki kemampuan berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
-        Penghargaan lebih menekankan pada kelompok daripada masing-masing individu.

Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain. Terdapat 6 (enam) langkah model pembelajaran kooperatif:
-        Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
-        Menyajikan informasi
-        Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
-        Membimbing kelompok belajar
-        Evaluasi dan pemberian umpan balik
-        Memberikan penghargaan

Begitu juga dengan model pembelajaran tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions), model pembelajaran ini juga memperhatikan adanya kelompok-kelompok yang heterogen di dalam kelas. Karakteristik dari model pembelajaran tipe STAD tidak jauh berbeda dengan karakteristik pembelajaran yang diterang oleh Jhonsone & Jhonsone.
Berikut akan diuraikan bentuk-bentuk karakteristik dari model pembelajaran tipe STAD.
1.      Salah satu model pembelajaran kooperatif yang sederhana, sehingga model pembelajaran ini dapat digunakan oleh guru-guru yang baru menggunakan pendekatan pembelajaran kooperatif.
2.      Model pembelajaran yang menekankan siswa untuk mandiri, mampu berinteraksi dan bekerjasama didalam sebuah kelompok, serta dapat menghargai pendapat orang lain.
3.      Pembentukan kelompok didalam pelaksanaan tipe pembelajaran STAD ini amatlah penting. Kelompok dalam pembelajaran tipe STAD terdiri dari kelompok kecil yang heterogen dilihat dari segi prestasi didalam kelas, jenis kelamin, ras, suku dan agama. Pembentukan kelompok yang heterogen ditujukan agar seluruh siswa dapat menghormati adanya perbedaan.
4.      Pemberian tes/kuis pada seluruh siswa, yang akan dikerjakan oleh siswa secara individu, untuk mengetahui perkembangan prestasi siswa dari sebelumnya.
5.      Penghargaan kelompok diberikan kepada kelompok dengan memperhatikan bentuk-bentuk penilaian didalam berdiskusi kelompok.
Adapun bentuk-bentuk penilain didalam diskusi kelompok adalah sebagai berikut :
-        Kerjasama dalam kelompok
-        Memberikan saran, gagasan
-        Mengajukan pertanyaan
-        Memperhatikan pertanyaan teman
-        Memberikan tanggapan terhadap jawaban teman
-        Tidak memonopoli pertanyaan
-        Tidak memaksakan pendapat
-        Kemampuan memahami materi
-        Partispasi dalam kelompok
-        Kemampuan menjelaskan kepada teman
-        Kemampuan menarik kesimpulan
6.      Karakteristik penilaian pada model pembelajaran tipe STAD memiliki dua aspek, yaitu dari aspek individu siswa dan aspek dalam bekerjasama didalam kelompok.

Karateristik pada model pembelajaran tipe STAD ini perlu diperhatikan didalam pelaksanaannya oleh para pengajar atau guru, sehingga proses belajar dan pembelajaran dapat berjalan dengan lebih optimal.
Model pembelajaran tipe STAD ini sangat baik bagi pembelajaran, karena model pembelajaran tipe STAD ini membantu siswa untuk menguasi suatu konsep-konsep yang sulit, misalnya saja pada pelajaran IPA, IPS, matematika dan bahasa.
·         Model pembelajaran tipe STAD untuk pelajaran IPA
Perkembangan IPA yang begitu pesat, menggugah para pendidik untuk dapat merancang dan melaksanakan pendidikan yang lebih tearah pada penguasaan konsep IPA, yang dapat menunjang kegiatan sehari-hari dalam masyarakat. Agar pembelajaran kooperatif dapat berjalan dengan baik siswa terlebih dahulu dilatih keterampilan-keterampilan kooperatif sebelum pembelajaran kooperatif itu digunakan. Hal ini dilakukan agar siswa telah memiliki keterampilan yang diperlukan untuk satuan pembelajaran tertentu. Keterampilan kooperatif yang dilatih seperti mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan/menanggapi, menyampaikan ide/pendapat, mendengarkan secara aktif, berada dalam tugas, dan sebagainya.

·         Model pembelajaran tipe STAD untuk pelajaran IPS
Model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran kooperatif dengan mengelompokkan siswa dalam proses pembelajarannya, sehingga dalam pembelajaran mempunyai peranan yang besar dalam usaha mencapai tujuan pembelajaran, termasuk didalamnya pembelajaran IPS. Peranan media pembelajaran dalam pembelajaran IPS merupakan upaya untuk memberikan kemudahan siswa dalam memahami materi pelajaran. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis. Mata pelajaran IPS yang disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Melalui pembelajaran IPS  diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.
Keterkaitan model pembelajaran tipe STAD didalam pelajaran IPS, yaitu dapat mengelompokkan siswa secara heterogen dilihat dari segi prestasi individu, jenis kelamin, ras, suku, bahkan agama dapat menenkankan pada siswa untuk saling menghormati perbedaan diantara mereka yang pada akhirnya akan mengantarkan mereka untuk mengenal dengan lebih baik.
·         Model pembelajaran tipe STAD untuk pelajaran matematika
Materi-materi matematika yang relevan dengan pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah materi-materi yang hanya untuk memahami fakta-fakta, konsep-konsep dasar dan tidak memerlukan penalaran yang   juga hapalan, misalnya bilangan bulat, himpunan-himpunan, bilangan jam, dll.

·         Model pembelajaran tipe STAD untuk pelajaran bahasa
Model pembelajaran ini sangat cocok diterapkan pada pelajaran bahasa (bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya). Model pembelajaran ini menghantarkan siswa untuk berani berargumen dengan cara yang baik dan benar didalam penyampaian presentasi.

            Dengan demikian, model pembelajaran tipe STAD ini dapat dilakukan pada semua mata pelajaran, namun harus ditekankan juga bahwa peran pelaksanaan metode ini tidak luput dari peran serta sarana pembelajaran dan karaktersitik pengajar atau guru untuk menyampaikan materi dengan lebih baik sehingga proses pembelajaran berjalan secara optimal.
1.3         Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Tipe STAD
Model STAD (Student Teams Achievement Divisions) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan kawan-kawan dari Universitas John Hopkins, merupakan model pembelajaran yang sederhana sehingga memudahkan para guru yang baru memulai mengajar dengan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini memiliki daya tarik dikalangan para pendidik, mereka tak segan-segan melakukan penelitin untuk menerapkan model pembelajaran tipe STAD sebagai model pembelajaran untuk mengajar anak didik mereka.
STAD merupakan salah satu model belajar kelompok yang memiliki ciri-ciri tersendiri. Model pembelajaran yang menekankan siswa untuk untuk mandiri, mau bekerja sama dengan teman dalam proses pembelajaran, dan mau menghargai pendapat orang lain, model pembelajaran yang di dalamnya siswa dibentuk dalam beberapa kelompok yang terdiri atas 4-5 orang secara heterogen, dalam model ini siswa secara bergantian mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari secara lisan. Unsur yang paling penting dari model STAD ini adalah bagaimana memotivasi siswa dalam kelompok agar mereka dapat saling membantu dalam memahami materi pembelajaran. Selain itu, model ini mengajak siswa untuk bekerja sama dalam menyusun pengetahuan dan menyelesaikan permasalahan-permasalahan bersama temannya.
Karakteristik pembagian kelompok yang memperhatikan keberagaman siswa supaya siswa dapat menciptakan kerja sama yang baik sebagai proses menciptakan saling percaya dan saling mendukung. Keragaman siswa dalam kelompok seperti dikatakan oleh Shaw adalah mempertimbangkan latar belakang siswa berdasarkan prestasi akademis, jenis kelamin dan suku.
Dalam keterampilan berbicara, keaktifan dan saling ketergantungan siswa secara positif sangat dibutuhkan karena hal tersebut dapat membantu siswa agar lebih kritis, lancar dan berani dalam mengungkapkan pendapatnya dalam kelas. Selain dapat menciptakan keaktifan siswa dalam berbicara, model pembelaran STAD juga mudah diterapkan sehingga mempermudah guru-guru yang baru menggunakan pendekatan belajar kooperatif.
Setelah mengetahui teori-teori mengenai pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievment Divisions) dapat diketahui bentuk keunggulan dan kelemahan dari pembelajaran kooperatif tipe STAD dari segi konsep yang dipaparkan oleh tabel dibawah ini.

Tabel keunggulan dan kelemahan dari segi konsep pada model pembelajaran STAD

MODEL PEMBELAJARAN STAD
Keunggulan
  • Mudah dilaksanakan
  • Meningkatkan hubungan sosial antar siswa
  • Mendidik anak untuk bertanggung jawab
  • Meningkatkan kepercayaan diri.
Kelemahan
Membedakan siswa, karena dalam satu kelompok harus seimbang antara siswa yang pintar dan siswa yang berkemampuan biasa-biasa saja.



Tabel keunggulan dan kelemahan dari segi mekanisme kerja pada model pembelajaran STAD

MODEL PEMBELAJARAN STAD
Keunggulan
  • Meningkatkan hubungan sosial antar teman
  • Mendidik anak didik untuk bertanggung jawab
  • Mudah dilaksanakan

Kelemahan
  • Ketergantungan yang terus menerus terhadap teman yang lebih pintar.
  • Membedakan siswa, karena dalam satu kelompok harus seimbang antara siswa yang pintar dan siswa yang berkemampuan biasa-biasa saja.

Dari paparan tabel keunggulan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe STAD diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran tersebut efektif membantu siswa untuk pembelajaran berbicara khususnya dalam kemampuan beragumentasi dan juga memberikan pelajaran tersendiri bagi individu untuk bertanggung jawab terhadap pengetahuan yang telah didapatnya serta mempunyai pertanggung jawaban yang sama didalam kelompok, bahwa membantu orang lain juga membantu diri mereka sendiri. Tetapi didalam pelaksanaannya ternyata ada beberapa keunggulan yang bergeser menjadi kelemahan pada model pembelajaran tersebut. Salah satunya adalah ketergantungan positif pada model pembelajaran STAD, siswa yang lebih pintar bertanggung jawab untuk membimbing temannya yang kurang mampu. Ketergantungan positif tersebut ternyata menjadi ketergantungan negatif, dimana siswa yang berkemampuan biasa-biasa saja tidak bisa mandiri dan bergantung terus terhadap teman yang lebih pintar.
            Selain itu kelemahan model pembelajaran STAD adalah membedakan siswa, karena dalam satu kelompok harus seimbang antara siswa yang pintar dan siswa yang berkemampuan biasa-biasa saja. Pembagian kelompok ini tidak hanya didasarkan pada perbedaan jenis kelamin, suku dan agama yang biasanya dilakukan dalam membentuk kelompok, tetapi pengelompokan yang paling penting adalah berdasarkan kemampuan yang diliki oleh setiap siswa. Mengelompokkan antara siswa yang pandai dengan siswa yang berkemampuan biasa-biasa saja adalah kegiatan yang sulit dan menyita banyak waktu, hal ini dikarenakan guru harus menyeimbangkan kemampuan perseorang dalam beberapa kelompok tersebut agar seimbang agar dalam satu kelompok tersebut siswa yang pintar dapat membantu temannya yang berkemampuan biasa-biasa saja.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar